Langsung ke konten utama

Kelompok 3 : Etnografi















Komentar

  1. Terima kasih sharingnya kelompok 3...
    Boleh dijelaskan lebih lanjut tentang metode pemilihan sampel. Pada materi di atas telah dijelaskan ada 3 jenis snowball sampling, bagaimana menentukan jenis mana yang paling tepat pada penelitian yang akan kita lakukan? Mohon penjelasannya. Terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tk atas pertanyaannya, Mbak Dita. Saya ingin melengkapi jawaban Pak Sukma. Jadi tehnik snowball sampling ini memang dilakukan secara berantai dari 1 partisipan 1 ke partisipan berikutnya. Biasanya dilakukan pada kasus-kasus yang jarang ditemui ataupun ingin menjaga privacy dan anonimitas dari calon partisipan. Sebelumnya saya akan mendeskripsikan terlebih dahulu.

      a. Snowball sampling linier.
      Jenis teknik snowball sampling linier adalah teknik yang merekrut partisipan pertama, kemudian partisipan pertama tersebut memberikan rekomendasi calon partispan selanjutnya. Pola ini akan berhenti jika tercapai saturasi data.

      b. Snowball sampling diskriminatif eksponensia
      Tekniknya lebih selektif dari snowball sampling linier. Jadi tidak semua rekomendasi partisipan sebelumnya dipilih. Partisipan pertama memberikan beberapa rekomendasi calon partisipan selanjutnya, namun calon partisipan yang ditunjuk tidak semua menjadi calon partisipan.

      c. Snowball sampling nondiskriminatif eksponensial
      Jenis teknik snowball sampling nondiskriminatif eksponensial adalah teknik yang merekrut partisipan pertama, kemudian partisipan tersebut memberikan beberapa referensi calon partisipan selanjutnya yang akan difollow up semua. Partisipan selanjutnya akan memberikan rekomendasi lagi yang akan di follow up lagi.

      Nah untuk menentukan jenis snowball mana yang ingin dipilih tergantung dari keinginan dan kebutuhan peneliti yang ditetapkan di awal penelitian. Tentu saja dengan mempertimbangkan beberapa hal, misalnya apakah kasusnya mudah didapatkan atau tidak, waktu penelitian, lokasi ataupun biaya. Kalau kasusnya sangat sulit ditemui, maka snowball sampling diskriminatif tentunya menjadi pertimbangan untuk tidak dipilih.

      Hapus
    2. Terima kasih penjelasannya mbak ratna... Dari segi efisiensi waktu, kira2 mana yang lebih tepat untuk dipilih? Apakah Snowball sampling linier ya? Dan pada linier, jika partisipan terakhir tidak memberikan rekomendasi calon partisipan berikutnya padahal data belum jenuh. Apa yang harus dilakukan peneliti?
      Mohon penjelasannya...

      Hapus
    3. Kalau yang saya pahami, teknik Snowball sampling nondiskriminatif eksponensial akan lebih cepat dalam mendapatkan calon partisipan karena "jaringnya" lebih banyak dan lebar. Teknik ini sangat memungkinkan mendapatkan calon partisipan lebih banyak dimana semuanya akan di follow up oleh peneliti.

      Bagaimana partisipan terakhir tidak memberikan rekomendasi calon partisipan berikutnya padahal data belum jenuh ? Menurut saya ini salah satu keterbatasan dari teknik sampling ini. Jika dari 1 orang partisipan sudah tidak memberikan rekomendasi partisipan lain, maka qt bisa mendapatkan rekomendasi dari partisipan lainnya atau bisa qt explore key person lainnya.

      Hapus
  2. Izin bertanya kelompok 3.... Mohon penjelasan, tentang rentang waktu saat peneliti harus masuk kedalam satu kelompok atau populasi yg menjadi target peneliti, berapa lama peneliti harus berada dalam kelompok tersebut? apakah ada contoh contoh penelitian yang menggambarkan paling lama tahun dan paling sedikit berapa tahun atau bulan atau satuan waktu yg lainnya. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih pertanyaannya bu jathu DW, Pada prinsipnya penentu lama waktu sebuah penelitian etnografi adalah pemahaman fenomena yang menjadi fokus studi oleh peneliti. Dalam penelitian etnografi peneliti di tuntut untuk bisa menyelami/immerse dalam masalah/fenomena yang sedang menjadi fokus studi. Bila seorang peneliti telah mempunyai latar belakang dan pemehaman yang baik tentang budaya yang menjadi fokus studi, maka penelitian etnografi bisa dilakukan dengan interval waktu lebih pendek. Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah peneliti harus menampilkan perspektif etik yang hanya bisa dilakukan apabila peneliti masuk atau mencelupkan diri pada budaya yang sedang diamati atau menjadi fokus studi. Trimakasih

      Hapus
    2. Izin menambahkan jawaban Mas Tony ya, Mbak Jathu.

      Dalam referensi yang saya baca memang tidak ada literatur yang menyebutkan jumlah minimal atau maksimal seorang etnografer berada di populasi yang akan diteliti.

      Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan terkait lamanya penelitian Etnografi, yaitu :
      1. Lokasi. Semakin melibatkan banyak lokasi (misalnya 3 negara) maka akan lebih lama.
      2. Keluasan apa yang ingin didapat. Semakin kompleks pertanyaan penelitian, maka pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
      3. Jumlah waktu juga tergantung pada seberapa akrab dan immerse sang etnografer dengan komunitas tersebut. Keakraban yang mendalam tentunya akan dapat mengurangi waktu secara substansial.
      4. Pengalaman etnografer. Seorang etnografer yang sangat berpengalaman dapat mencapai tujuan lebih cepat daripada seseorang dengan keterampilan dan pengalaman yang lebih sedikit.

      Artikel yang pernah saya baca :
      1. How performance targets can ingrain a culture of ‘performing out’: An
      ethnography of two Indian primary healthcare facilities (Priya Das, Tom Newton-Lewis, Karima Khalil, Madhavi Rajadhyaksha,Phalasha Nagpal, 2021) --- 3 minggu.

      2. Time to care - An ethnographic study of how temporal structuring affects
      caring relationships in clinical nursing (Hanna Marie Ihlebæk, 2021) ---- 6 bulan

      3. Clinical guidelines and the pursuit of reducing epistemic uncertainty. An ethnographic study of guideline development panels in three countries (Sietse Wieringab, Eivind Engebretsena, Kristin Heggena, Trish Greenhalgh, 2021) ----2,5 tahun.

      4. Collective strategies to cope with work related stress among nurses in
      resource constrained settings: An ethnography of neonatal nursing in Kenya
      (Jacob McKnight, Jacinta Nzinga, Joyline Jepkosgei, Mike English, 2019) ---- 18 bulan.

      5. Fulfilling food practices: Applying the capability approach to ethnographic
      research in the Northern Netherlands (Sanne Siete Visser, Hinke Haisma, 2021) ---- 7 bulan

      Hapus
    3. Jurnal Etnografi di Scimago yang saya searching (mungkin bisa membantu kalau mau explore lebih lanjut terkait Etnografi) :

      Ethnography (Q1, H-index 46)
      Journal of Contemporary Ethnography (Q1, H-index 52)
      Ethnography and Education (Q1, H-index 18)
      Journal of Organizational Ethnography (Q1, H-index 15)
      Visual Ethnography (Q2, H-index 5)

      Hapus
    4. Asli saya baru tahu kalau ada jurnal yang mengkhususkan dirinya di etnografi. He 3x... Terindeks Scopus pula ya. Tk atas pertanyaannya ya, Mbak Jathu. Kalau ndak ada pertanyaan ini, saya ndak tahu kalau ada jurnal khusus etnografi.

      Hapus
  3. Terima kasih atas pertanyaan mbak Dita. Ijin menjawab mabak.
    Deskripsi mendalam penentuan sampel pada penelitian kualitatif model etnografik, ada lima jenis yaitu:
    (1) seleksi sederhana, artinya seleksi hanya menggunakan satu kriteria saja, misalkan kriteria umur atau wilayah subyek
    (2) seleksi komprehensif, artinya seleksi bedasarkan kasus, tahap, dan unsur yang relevan
    (3) seleksi quota, seleksi apabila populasi besar jumlahnya, untuk itu populasi dijadikan beberapa kelompok misalnya menurut pekerjaan dan jenis kelamin
    (4) seleksi menggunakan jaringan, seleksi menggunakan informasi dari salah satu warga pemilik budaya
    (5) seleksi dengan perbandingan antarkasus, dilakukan dengan membandingkan kasus-kasus yang ada, sehingga diperoleh ciri ciri tertentu, misalnya yang teladan, dan memiliki pengalaman khas.

    Dari lima cara tersebut, peneliti budaya model etnografi dapat memilih salah satu yang paling relevan dengan fenomena yang dihadapi. Namun demikian, menurut pertimbangan penulis, seleksisecara komprehensif dipandang lebih akurat dibanding empat kriteria seleksi yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih penjelasannya pak Sukma... jadi pemilihan seleksi yang tepat tergantung dari fenomena yang dihadapi. Mungkin juga ada pertimbangan sumber daya peneliti (misal: waktu yang tersedia, dana penelitian, tim peneliti) ya pak?

      Hapus
    2. Metode snowbolling juga bisa dipakai bu Dita meskipun bisa juga dipakai pada penelitian kuantitatif tapi pada daerah yang kita belum kenal motode memperoleh sampel dengan menggunakan responden pertama secara berantai juga dapat kita pakai pada penelitian etnografi

      Hapus
    3. Bener, banyak faktor kalau ingin menentukan teknik pemilihan sampel. Makanya harus ditentukan di awal proposal ya. Harus clear tujuan penelitian, paham pengetahuan tentang populasi yang mau qt ambil (harus diyakinkan tersedia, harus tahu besar populasi) dan juga jumlah biaya. Kalaupun ada perubahan dari rencana awal, paling tidak jangan jauh dari perencanaan ya.

      Hapus
    4. Terima kasih penjelasannya pak Karmin n mbak ratna

      Hapus
  4. Terimakasih atas paparan materi terkait riset qualitative etnografi, terkait keterbatasan penelitian etnografi mengenai budaya yang sedang diteliti, bagaimana mengatasi adanya konflik of interest bila ternyata budaya peneliti bertentangan dengan budaya yang sedang diteliti. Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih bu umi atas pertanyaannya , ijin menjawab bu terkait konflik of interest, dikutip dari Creswell (2012) menjelaskan bahwa seseorang melakukan penelitian etnografi ketika penelitian kelompok tersebut mampu memberikan pemahaman tentang masalah yang luas. Jadi dalam mengatasi hal tersebut seorang etnografer terlebih dahulu, dapat memahami dan belajar berbagi budaya dan bersama-sama selama beberapa waktu tertentu sehingga dapat mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, kepercayaan, dan bahasa yang ditemukan, hal ini juga akan membuat seseorang mengarah pada pemahaman terhadap keberadaan/ peran/ makna budaya dalam sebuah masyarakat.

      Hapus
    2. Terimakasih atas pertanyaan bu Umi, dalam penelitian etnografi seorang peneliti harus menjaga independen penelitian, peneliti tidak boleh memaksa responeden untuk berubah sesuai yang diinginkan peneliti. Peneliti harus dapat menahan diri untuk tidak merubah budaya yangsedang diamati sampai penelitian selesai meskiun budaya tersebut bertentangan dengan peneliti atau kaidah kesehatan

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kel 1_FGD dan Studi Dokumen